My Folder


01.26

LIMBAH UDANG DAN KEPITING YANG BERMANFAAT


Senin, 10 November, 2003 oleh: gklinis
LIMBAH UDANG DAN KEPITING YANG BERMANFAAT
Gizi.net - SUARA PEMBARUAN DAILY

Sudah menjadi pemandangan yang jamak, di sentra-sentra produksi udang dan kepiting maka cangkang kedua komoditas itu dibuang begitu saja. Sering kali limbah-limbah itu bermasalah. Ujung-ujungnya, diperlukan biaya tinggi untuk mengelolanya. Namun, dengan sentuhan teknologi, malah limbah tersebut mampu mendatangkan keuntungan tinggi.


BRKP

MENGUBAH LIMBAH - Proses mengubah limbah kulit udang dan cangkang kepiting menjadi khitin dan khitosan. Produk bernilai ekonomi tinggi itu bisa dimanfaatkan sebagai obat antikolesterol, obat pelangsing tubuh, perban penghenti perdarahan, dan bahan kaus yang mampu menyerap keringat.

ayangnya, di Indonesia upaya menjadikan limbah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi masih jauh dari yang diharapkan. Dengan kata lain, industri semacam itu masih sangat langka. Padahal, di negara maju, mendaur ulang semacam ini sudah lazim dilakukan.

Contoh sederhana adalah kain perban penghenti perdarahan yang dibuat dari kulit udang, kulit lobster, dan cangkang kepiting. Penggunaannya sudah teruji baik untuk keperluan militer maupun sipil. Seperti diketahui, dalam suatu pertempuran, kerap jatuh korban. Statistik memperlihatkan bahwa seorang prajurit yang terluka dalam suatu pertempuran 90 persen kemungkinan akan terselamatkan nyawanya apabila bisa terevakuasi sampai ke tenda medis atau rumah sakit lapangan dalam keadaan masih hidup.

Masalahnya, korban pertempuran kerap kehilangan darah begitu cepat, sekitar 300 mililiter dalam 30 detik pertama, sehingga nyawanya tidak tertolong sebelum sempat dievakuasi. Oleh sebab itu, para prajurit tempur di lapangan perlu dilengkapi perban PPPP (Pertolongan Pertama Pada Pertempuran) yang bisa menahan aliran darah akibat luka tembak, kemudian bisa segera dievakuasi ke garis belakang.

Perban berkhasiat yang mampu menahan rapat-rapat aliran darah itu dibuat dari bahan khitosan. Khitosan merupakan hasil olahan dari limbah kulit udang, kulit lobster, dan cangkang kepiting. Selain itu, perban itu juga mampu melawan bakteri, sehingga bebas hama dan sesuai pula dipakai di segala medan; baik yang kotor maupun bersih. Perban inilah yang mulai diterapkan oleh tentara AS bila berangkat ke medan pertempuran. Mereka membawa perban dari bahan khitosan, berukuran 8 cm X 8 cm di dalam ranselnya.

0 komentar: